Senin, 09 September 2013

Harga Kedelai Mahal, Pedagang Tahu dan Tempe Mogok Berjualan.

hmm sekali-kali pengen ngebuat postingan yang serius nah kebetulan barusan dapet kemauan nulis karena kebetulan lagi ada bahannya, nah bahannya itu adalah fenomena harga kedelai yang melonjak tinggi, kalau gak salah sekitar 10.000/kilo sehingga beberapa pedagang tahu dan tempe merugi, ok selanjutnya akan saya bahas selengkapnya di paragraf selanjutnya.

Belakangan ini seperti yang kita ketahui harga kedelai melonjak tinggi yaitu sekitar 10.000/kilo, kalian tau sendiri kan kedelai itu bahan baku dari apa ? ya bahan baku dari makanan rakyat yaitu tahu dan tempe. Imbas dari melonjaknya harga kedelai itu adalah banyak pengerajin tahun dan tempe mengalami kerugian sehingga Gabungan Asosiasi Koperasi Tahu Tempe menghimbau para pedagang dan pengerajin tahu tempe untuk berhenti beraktifitas agar mereka tidak mengalami kerugian.

Nah buntut dari himbauan tersebut barusan saya liat di berita di salah satu stasiun televisi swasta, beberapa pedagang tahu tempe melakukan sweeping ke pasar-pasar untuk melihat apakah masih ada penjual tahu tempe yang tetap berjualan. Menurut mereka itu untuk solidaritas antar pedagang, namun yang mereka lakukan adalah merusak/menghancurkan tahu tempe yang dijual oleh pedagang tersebut. Apakah itu bisa dibilang Solidaritas ? Bukankah itu malah membuat sang pedagang malah tambah merugi ? harga kedelai mahal ditambah dagangannya dihancurkan, sang pedagang yang tahu tempenya dihancurkan memang hanya bisa diam saja karena memang kalah banyak, kalau gak nurut nanti malah diamuk dan tambah merugi lagi.

Mari kita kembali ke himbauan Gabungan Asosiasi Koperasi Tahu Tempe, ya mereka hanya menghimbau para pedagang atau pengerajin untuk tidak beraktifitas karena harga kedelai memang sedang melonjak tinggi dan mereka tidak mau para pedagang atau pengerajin merugi. Namun itu hanyalah himbauan bukan kewajiban, jadi bila ada pedagang atau pengerajin tetap beraktifitas ya biarkanlah saja itu hak mereka untuk berjualan, bukannya malah pedagang atau pengerajin yang tetap beraktifitas malah dihancurkan dagangannya hanya demi kata SOLIDARITAS.

Rakyat boleh kecewa bila pemerintah masih belum bisa menyelesaikan masalah lonjakan harga kedelai yang cukup tinggi, namun tidak seharusnya mereka marah-marah sampai membuang atau menghancurkan kedelai yang dimiliki. Ingat selama ini kalian bisa hidup karena menjual atau membuat tahu tempe, tidak seharusnya kalian langsung marah-marah dan menghancurkan/merusak kedelai yang kalian miliki. Kalian bisa saja mensiasati lonjakan harga kedelai yang tinggi dengan merubah ukurab dari tahu tempe yang dihasilkan bila mau harganya tetap sama dan bisa dengan menaikkan harganya bila ingin ukuran tahu tempenya tetap sama.

Bila itu dilakukan kalian tetap rugi itu wajar, memang dalam hal perdagangan pasti sangat ingin mendapatkan laba bukannya mendapatkan rugi. tapi ingat tidak selamanya dalam perdagangan selalu untung pasti terkadang ada ruginya, kalau memang gak mau rugi ya gak usah jualan. Saya masih ingat perkataan dari Almarhum Dosen Kewirausahaan saya, beliau mengatakan "bila usaha kalian itu tentang kuliner kalau tidak terjual semua, ya kalian tinggal makan aja dagangan kalian" nah itu kan bisa diterapkan bila tetap jualan namun tahu tempenya tidak terjual semua, ya tinggal dimakan aja daripada dibiarkan membusuk.

Intinya kita tidak boleh selalu menyalahkan pemerintah, bila pemerintah belum bisa menyelesaikan masalah ini maka rakyat harus kreatif. di negara ini bukan hanya pemerintah aja yang hidup tapi masih ada rakyat.

Inilah pemikiran saya, mungkin ada yang tidak setuju dengan tulisan saya ini, ya itu wajar karena pola pikir setiap manusia itu berbeda-beda. Akhir kata terima kasih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar